Web Promosi Mitra Thalita Pulsa dot Com

Review OPPO A71 (2018): Ganti Chipset, Turun Harga di pasaran

Baca Juga

Entah karena kesalahan pemilihan chipset pada generasi sebelumnya atau hanya strategi pemasaran, namun OPPO memperbarui salah satu perangkatnya di kelas menengah-bawah (mid-low) dalam selang waktu yang tergolong sangat singkat.
Produk yang kami maksud adalah A71. Di atas kertas, varian A71 (2018) ini memiliki chipset yang membawa prosesor dengan clockspeed lebih cepat dibanding pendahulunya yang diluncurkan pada kwartal akhir tahun lalu. Menariknya, banderol harga versi teranyar dari produk ini justru dipatok lebih murah dibanding varian A71 (2017). Namun apakah peningkatan kecepatan prosesor ini mampu memacu performa A71 secara umum?
berikut penjelasannya
Paket Penjualan : Handset, Charger, Headset, Kabel Data, Buku Manual, Kartu Garansi, Sim Ejector
Warna : Gold, Black, Rose Gold
Harga : Rp 1.999.000
Satu Banding Satu
Ada hal yang patut disyukuri dan juga patut disayangkan melihat paket penjualan OPPO A71 (2018) ini. OPPO menyertakan headset pada kotak kemasan A71 (2018). Sebuah kelebihan tersendiri mengingat banyak ponsel yang bahkan dibanderol dengan harga lebih tinggi namun tidak memilikinya.
Namun di sisi lain, OPPO tidak memberikan pengguna baru A71 (2018) ini casing pelindung tambahan dalam paket penjualannya. Hal ini membuat pengguna harus segera mengeluarkan budget ekstra demi melindungi ponsel ini, mengingat area backcover sangat rentan terhadap goresan. Beruntung, berkat popularitas OPPO di kelas menengah-bawah, di pasaran banyak tersedia case pelindung untuk A71 dengan bermacam pilihan model.
Secara fisik, bisa dipastikan bahwa A71 (2018) ini persis dengan versi tahun sebelumnya. Jika disandingkan pun pengguna tidak akan sanggup membedakan generasi terkini dari A71 ini dengan yang beredar lebih dulu.
Dengan desain uni-body yang membulat di setiap tepian dan sudutnya ponsel ini terasa ergonomis dalam genggaman. Backcover menyambung dari sisi belakang ke samping, sementara area muka tampak mencuat dari backcover ini jika dipandang dari samping.
Tombol fisik daya (sekaligus pengunci layar) dan tombol pengatur volume dipisahkan di masing masing sisi, kanan dan kiri.
Bersama tombol daya di sisi kanan, ditempatkan tray yang mampu menampung 2 kartu SIM dan sebuah kartu memori dalam waktu bersamaan.
Sebagai ponsel kelas menengah-bawah, A71 belum meninggalkan port audio jack 3.5mm yang diletakkan di sisi atas, sedang di area berseberangan terdapat lubang loudspeaker dan microphone yang mengapit port microUSB.
Sisi belakang tampil minimalis dengan hanya memajang lensa kamera utama, LED Flash, noise cancelation microphone dan logo brand OPPO. Tak ada sensor sidik jari di sisi belakang atau di sisi manapun dari ponsel ini.
Layar HD yang Bersahabat
Tak hanya tampil identik dalam hal desain pembentuk fisiknya, A71 (2018) juga masih mempertahankan spesifikasi layar yang sama seperti edisi sebelumnya. Dengan rasio layar konvensional 16:9, bentang layar 5.2 inci, dan resolusi definisi tinggi, A71 (2018) tampak tidak menunjukkan hal yang spesial. Tapi jika ditimbang dari banderol harganya, semua hal tersebut tentu menjadi poin plus yang bisa didapatkan pengguna dari A71 (2018).
Ponsel ini juga memiliki pengaturan yang cukup lengkap terkait layar. Pengguna diberikan pilihan untuk mengatur tingkat kecerahan secara manual maupun otomatis sesuai dengan kondisi pencahayaan di sekitar saat ponsel digunakan. Tersedia pula pilihan untuk mengatur karakter temperatur warna yang tertampil di layar.
Tak kalah menarik adalah fitur Night Shield yang saat diaktifkan akan mengurangi tingkat cahaya biru yang keluar dari layar, demi membuat tampilan menjadi lebih nyaman bagi mata terutama saat digunakan malam hari.
Color OS Terbaru
Seperti halnya ponsel-ponsel terkini dari OPPO termasuk A83 yang PULSA uji sebelumnya, A71 (2018) pun telah menggunakan ColorOS paling update, yakni versi 3.2.
Seluruh aplikasi yang terpasang, baik secara default maupun ditambahkan oleh pengguna pada ponsel ini, tersaji langsung di panel homescreen. Tidak ada app drawer yang menjadi ciri Android sejak awal, atau seperti yang umumnya ada pada ponsel Android.
Yang juga berbeda dari interface standar Android adalah sajian notification panel dan control center pada ColorOS. Notifikasi yang masuk memang tetap bisa diakses dengan mengusap layar dari bagian atas, namun penempatan control center atau akses pengaturan cepat seperti wifi, Bluetooth, sambungan data dan sebagainya dipisahkan, serta bisa diakses dengan swipe dari arah bawah mulai  area tombol navigasi.
Color OS milik A71 (2018) pun membawa sejumlah fitur yang jadi langganan muncul di ponsel-ponsel besutan OPPO dari segala kelas harga. Diantaranya fitur Clone Apps yang memungkinkan sistem untuk menduplikasi aplikasi tertentu sehingga pengguna bisa memiliki 2 aplikasi yang sama dalam satu ponsel. Umumnya fitur ini digunakan untuk menggandakan aplikasi chat yang tidak mendukung dual-login atau dual account seperti WhatsApp dan sejenisnya.
OPPO bahkan menyediakan OPPO Appstore sebagai alternatif Playstore milik Android dan Theme Store untuk melakukan personalisasi tampilan yang sesuai dengan karakter atau kepribadian pengguna.
Yang juga menarik perhatian adalah fitur lockscreen magazine. Fitur ini membuat tampilan lockscreen milik A71 (2018) jadi lebih cantik dan fungsional. Wallpaper pada homescreen akan berubah setiap kali pengguna menyalakan layar. Bukan hanya itu, masing-masing gambar yang tertampil berkaitan dengan informasi yang tertampil di area bawah layar. Pengguna juga bisa mengakses control center, notification tray dan kamera dari lockscreen.
Plus-Minus Fitur Keamanan
Berkaitan dengan fitur keamanan, ponsel ini punya dua sisi berseberangan. Keunggulan di sektor keamanan diantarnya berkat kehadiran fitur App Lock, Kid Space dan Smart Lock.
App Lock memungkinkan pengguna untuk mengaktifkan kunci berupa enkripsi  untuk aplikasi tertentu yang bersifat sensitif seperti misalnya Sosial Media, aplikasi E-Banking, E-Commerce dan semacamnya. Hal ini membuat aplikasi-aplikasi tersebut menjadi lebih sulit untuk disalahgunakan oleh orang lain yang meminjam ponsel ini atau kebetulan menemukannya.
Kemudian A71 juga dilengkapi Kid Space, yang sangat berguna bagi Anda yang kerap meminjamkan ponsel kepada anak sebab fitur ini akan menetapkan aturan-aturan tertentu saat ponsel digunakan oleh anak. Jika diaktifkan, fitur ini akan membatasi durasi waktu penggunaan, aplikasi apa saja yang bisa dijalankan hingga pembatasan penggunaan data selular. Fitur ini juga akan mencegah ponsel untuk mengirimkan SMS berbayar. Tak hanya itu, fitur ini dapat menghalangi anak untuk memodifikasi sistem seperti melakukan penambahan atau menghapus aplikasi.

Yang juga menarik adalah fitur Smart Lock yang akan mempelajari keadaan sekitar ponsel kemudian menon-aktifkan pengunci layar pada kondisi tertentu agar akses untuk penggunaan ponsel bisa lebih cepat. Pengguna bisa memilih ponsel untuk tidak mengunci layar selama ponsel tidak diletakkan atau misalnya berada di lokasi tertentu, misalnya di rumah.
OPPO A71 (2018) juga dilengkapi dengan fitur secure keyboard yang secara otomatis akan mengenali saat pengguna mengetik informasi sensitif seperti password dan kemudian akan mencegah informasi tersebut dari kebocoran.
Sayangnya OPPO A71 (2018) tidak memberikan variasi dalam metode penguncian layar. Ketiadaan fitur fingerprint unlock masih bisa dimaklumi karena absennya modul pemindai sidik jari demi menekan harga. Namun sayangnya pilihan face unlock juga tidak disediakan, padahal fungsi tersebut bisa memanfaatkan keberadaan kamera depan yang dimilikinya. Pengguna bahkan harus puas dengan pilihan passcode saja, tanpa adanya pilihan pola (pattern) atau password.
Kamera Standard
Sebagai ponsel yang melayani kelas mid-low  yang umumnya dihuni oleh pengguna di usia muda, A71 (2018) tentunya membekali sektor kamera dengan sejumlah mode dan fitur menarik.
Untuk kamera depan, A71 (2018) ini dibekali kamera 5 megapiksel dengan bukaan F/2.4. Ada 5 pilihan mode utama bagi kamera depan ini, diantaranya time-lapse, video, foto, beauty dan panorama.
Pengguna juga bisa mengaktifkan fitur depth effect untuk menghasilkan foto selfie yang artistik dengan latar belakang blur atau yang populer disebut efek bokeh. Jika pencahayaan redup saat berfoto dengan kamera depan, maka pengguna bisa memanfaatkan bantuan cahaya dari layar (screen flash).
Beralih ke kamera belakang, pilihan mode utama pun nyaris persis. Hanya ada tambahan mode expert yang memberikan pengguna pilihan untuk mengatur white balance, exposure value (EV), ISO, shutter speed dan titik fokus secara manual.
Tersedia pilihan rasio foto yang diinginkan dari jepretan kamera utama ponsel ini. Pilihan rasio ini pula yang secara tidak langsung berperan sebagai penentu resolusi hasil foto.
Dalam pilihan rasio standar (3:4) kamera utama menghasilkan foto dengan resolusi maksimalnya, yakni 13 megapiksel (3120x4160), sementara jika memilih rasio square (1:1) maka resolusi foto yang dihasilkan adalah 9,7 megapiksel (3120x3120) dan pada rasio full screen (16:9) maka hasil fotonya juga berada pada resolusi 9,7 megapiksel (2340x4160).



Hasil kamera belakang - indoor


Hasil kamera belakang - outdoor

Ganti Chipset, Kinerja Superior
Chipset bisa dikatakan sebagai satu-satunya sektor yang menjadi pembeda antara A71 (2018) dengan generasi sebelumnya yang hanya terpaut beberapa bulan saja. Jika sebelumnya OPPO menggunakan chipset besutan MediaTek bagi A71 versi pionir, kali ini OPPO memilih chipset milik Qualcomm.
Di atas kertas, setiap inti prosesor yang tertanam pada Snapdragon 450 yang kini digunakan A71 (2018) punya kecepatan yang superior hingga 20% dibandingkan milik MT6750 (8x1.5 GHz berbanding 8x1.8 GHz). Skor yang didapatkan pada aplikasi benchmark oleh kedua produk “beda generasi” ini pun menunjukkan perbedaan kinerja yang nyata. A71 (2018) jelas mengungguli seniornya di setiap aplikasi yang PULSA gunakan untuk pengujian.
Tak hanya masalah performa, perubahan dari MediaTek ke Qualcomm juga boleh dikatakan menjadi kabar baik bagi pengguna yang berencana menggunakan ponsel ini dalam jangka waktu yang panjang. Sebab seperti sudah awam diketahui, produk yang menggunakan chipset buatan MediaTek umumnya memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mendapatkan update software ke versi lebih anyar.
Di sisi lain, kapasitas RAM, memori internal, dan daya baterai yang dimiliki A71 (2018) masih identik dengan versi sebelumnya. Untuk faktor yang disebutkan terakhir yakni baterai, kapasitas daya yang sama untuk mendukung prosesor yang clockspeed-nya lebih tinggi tentu membuat A71 (2018) menjadi lebih cepat kehabisan daya dibanding pendahulunya.
Hal ini sangat terasa saat ponsel ini kami uji bermain game. Dalam durasi 1 jam, A71 versi sebelumnya hanya kehilangan 6% daya baterai, sementara ponsel ini harus kehilangan 16%. Hal ini tentu tidak berlaku umum, sebab bisa jadi ada faktor x yang membedakan situasi selama pengujian, misalnya kualitas sinyal dan aplikasi yang berjalan di background selama diuji dan tentunya intensitas dan kualitas grafis game yang dimainkan.

Kesimpulan
Memperbarui sebuah tipe produk hanya dalam jangka waktu 5 bulan saja, jelas bukan langkah yang umum dilakukan vendor. Hal ini mengundang pertanyaan akan alasan yang memicunya.
Jika harus berspekulasi, setidaknya ada 2 kemungkinan. Bisa jadi generasi sebelumnya begitu sukses di pasaran hingga vendor berusaha memanfaatkan momentum, atau justru ada kesalahan pada produk sebelumnya yang harus sesegera mungkin diperbaiki.
Apapun alasan OPPO, sepertinya keputusan me-”reinkarnasi” A71 menjadi keputusan yang tepat. Versi terkini jelas menjadi pilihan yang ekstra menarik karena bukan hanya kinerjanya yang meningkat, namun banderol harganya justru ditekan ke level yang lebih bersahabat.

Share:

Related Posts:

Copyright © 2018 thalitapulsasukses | Thalita Pulsa | Thalita Reload Design by thalitapulsasukses